banner 728x250
RAGAM  

Greenpeace Indonesia Libatkan 120 Pemuda Adat Bahas Lingkungan di Papua 

banner 120x600

Tajuk Papua, Sorsel – Greenpeace Indonesia berkolaborasi dengan Bentara Papua dan Komunitas Sadir Wet Yiffi bahas masalah lingkungan di Papua 

Pembahasan itu berlangsung dalam momen Forest Defender Camp yang diinisiasi oleh Greenpeace Indonesia. Momentum itu melibatkan 120 pemuda adat di Papua.

Momentum itu dikemas dalam suasana santai dan berlangsung di alam terbuka. Pembahasan difokuskan pada kondisi alam yang dialami oleh masing-masing pemuda yang hadir.

Pemuda yang hadir sharing dan berbagi pengalaman dengan visi Papua kedepan lebih baik lagi. Selain itu, peserta juga belajar pemetaan wilayah adat dengan menggunakan GPS

Kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari itu yakni pada 20-22 September itu berlangsung di Kampung Manggroholo-Sira, Distrik Saifi, Sorong Selatan.

Kepala Kampanye Global Hutan Indonesia untuk Greenpeace Indonesia, Kiki Taufik mengatakan kegiatan itu bertujuan memperkuat kapasitas anak muda Papua untuk mengkampanyekan hak-hak masyarakat adat.

“Hak mereka atas lingkungan yang sehat melalui edukasi, mendorong inisiatif konstruktif orang muda Papua untuk mendukung perlindungan dan penyelamatan hutan Papua,”kata Kiki.

Sekaligus, lanjut dia,mengkonsolidasi gerakan yang terdiri dari berbagai kelompok untuk memperkuat public pressure dalam menyikapi RUU Masyarakat Adat serta menciptakan kekuatan publik.

Menurut dia, Hutan Papua adalah hutan terbesar yang masih tersisa di Indonesia dan dihuni oleh ribuan flora dan fauna, paling dominan endemik Papua. 

Selain surga keanekaragaman hayati, Papua juga menjadi rumah bagi lebih dari 271 suku masyarakat adat yang hidup dan tersebar di pesisir hingga pedalaman.

“Tanah Papua adalah salah satu surga dunia yang tersisa. Anak-anak muda adat berkumpul disini untuk berdiskusi dan belajar agar Papua tidak mengalami kutukan sumber daya alam,”ujarnya. 

Dia menyebut, lebih dari 75 persen sumber daya alam di Indonesia dikuasai oleh satu persen oligarki atau sekelompok orang-orang kaya yang memiliki kekuatan mempengaruhi pengambil kebijakan negara untuk kepentingan kelompoknya.

Kiki menyebut, pemerintah Indonesia harus segera mengakui hutan dan wilayah adat Papua demi penyelamatan dari ancaman kerusakan yang lebih parah. 

Lantaran, kata Kiki, menyimpan cadangan karbon yang amat besar, tapi juga hutan Papua berperan signifikan menjaga laju kenaikan suhu Bumi tetap di bawah 1,5 derajat Celsius. 

“Penyelamatan hutan Papua akan menunjukan komitmen dan keseriusan pemerintah Indonesia di tingkat global dalam menghadapi ancaman krisis iklim,”tambah dia. (Ikbal Asra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *