Tajuk Papua.id,Sentani – Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura mengakui adanya peningkatan Penderita HIV dan Aids pada akhir Desember 2024. Terdapat penambahan kasus 484 kasus dari 10.040 yang diperiksa. Dengan kategori umur 20-29 tahun. Hal ini diduga kuat disebabkan oleh tingginya angka perilaku seks bebas dan penggunaan jarum suntik.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Sihotang, mengungkapkan kekhawatirannya terkait kondisi ini.
“Sampai awal Desember 2024 sudah mencapai 95,1 persen yang diperiksa yang ada potensi tertular. Kita fokus dengan pasien lama dan baru kami temukan. Jangan sampai berhenti minum obat. Ini masih cukup tinggi persentasenya karena kalau pasien lolos follow up atau tidak minum obat maka resiko kematian tinggi,” ujarnya, di Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu (15/12/2024).
Edward menambahkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian pada penderita HIV/AIDS adalah ketidakpatuhan dalam mengonsumsi obat antiretroviral (ARV).
Padahal, dengan mengonsumsi obat secara teratur, kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan dan risiko penularan ke orang lain dapat diminimalisir.
“Pasien yang positif HIV/AIDS yang minum obat secara teratur potensi menularnya rendah. Kami juga melakukan penatalaksanaan kepada 54 ibu hamil yang minum obat secara baik tidak menularkan virus itu ke bayinya,”ujarnya.
“Kami terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan pengobatan HIV/AIDS. Selain itu, kami juga melakukan upaya untuk memastikan ketersediaan obat ARV di seluruh fasilitas kesehatan,” tambah Edward.
“Kita harap masyarakat tidak mengucilkan pasien HIV/AIDS, dukung mereka minum obat jaga dan dampingi,” katanya lagi.
Edward menambahkan, 22 puskesmas di Kabupaten Jayapura sudah mampu merawat pasien HIV/AIDS melalui program Desentralisasi Antiretroviral (ARV).
“Jadi obat tidak perlu di dapat di rumah sakit. Karena dokter ada dan sudah terlatih karena kita jaga jangan sampai ada efek samping obat. Obat gratis, keluarga harus menopang pasien,” tutupnya.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Mari kita bersama-sama memutus rantai penularan HIV/AIDS dan memberikan dukungan kepada penderita,” ajak Edward. (fa)