banner 728x250

Tarian Isosolo Ramaikan Yo Riya di Kampung Homfolo

Tarian Isosolo.(foto: Angel Wally)
banner 120x600

Tajuk Papua.Id, Sentani – Puluhan penari tampilkan tarian Isosolo saat mengantar pulang peserta sarasehan dari Kampung Homfolo  ke Kota Sentani, 26/10/2022. 

Berbagai sumber menyebutkan Tari Isolo Melambangkan Kerukunan antar suku di Papua. Seni tarian di atas perahu ini adalah tradisi masyarakat Papua khususnya Suku Sentani di Danau Sentani dimana tarian dilakukan dari satu kempung ke kampung lainnya. Menurut bahasa setempat Tarian Isosolo  atau Isolo merupakan seni tradisi orang Sentani yang menari di atas perahu di Danau Sentani. Isosolo terdiri dari dua kata  yaitu  Iso dan Solo atau Holo.  Iso artinya bersukacita dan menari mengungkapkan perasaan hati, sedangkan Holo atau solo berarti kelompok atau kawanan dari semua kelompok umur baik anak-anak, ibu-ibu atau orang dewasa laki-laki yang menari. Isosolo berarti kelompok orang yang menari dengan sukacita mengungkapkan perasaan hati.

Tarian ini biasanya diikuti oleh kaum laki-laki dan kaum perempuan dengan jumlah 30 hingga 50 orang. Untuk menampung peserta dalam tarian ini maka mereka akan menggunakan beberapa perahu besar khas orang Sentani (Khai). Beberapa perahu akan dirapatkan kemudian diatasnya akan diletakkan papan atau kayu nibung yang ukurannya disesuaikan dengan badan perahu dan kapasitas peserta tarian. Setelah itu perahu akan di hiasi dengan daun kelapa ataupun daun (khamea) yang biasa digunakan dalam tarian adat yang lebih dikenal dengan istilah “furing”. Penari isosolo dilengkapi dengan pakai adat masing-masing seperti Yonggoli (rok/rumbai-rumbai),, Manik-manik (Mori-mori), Noken (Holbhoi) dan Tifa (wakhu), Cawat (malo/ambela) dan beberapa properti ‘perang’ seperti busur panah.

Peserta dari berbagai wilayah se-nusantara yang mengikuti sarasehan pun antusias menyaksikan aktraksi itu sembari mengabadikan momen itu dengan berfoto karena dianggap atraksi itu sangat unik.

Atraksi Isolo yang menjadi ciri khas setiap penyelenggaraan Festival Danau Sentani, dilakukan oleh Masyarakat Adat Kampung Babrongko menuju Kampung Homfolo tempat Sarasehan KMAN VI berlangsung dibawah kepemimpinan Ondofolo Kampung Babrongko, Alberdh Wally, dan disambut oleh masyarakat Adat Kampung Homfolo dengan tarian adat mereka.

Isosolo merupakan salah satu budaya masyarakat adat Sentani dalam mengantarkan sesuatu dengan perahu yang dihiasi lalu penumpangnya menabuh tifa dengan bernyanyi dan menari di atas perahu tert, Isosolo biasanya dilakukan dari satu kampung ke kampung lainnya yakni ke sanak saudara mereka.

Pada saat sarasehan berlangsung, atraksi Isosolo yang dilakukan yaitu mengantarkan Buaya hasil buruan masyarakat adat Kampung Babrongko yang dipersembahkan kepada Ondofolo Kampung Homfolo dan Masyarakat sebagai suatu kehormatan, karena sedang berlangsungnya suatu kegiatan besar di Kampung Homfolo, dan itu sudah menjadi budaya sejak leluhur yang terus dipertahankan sampai saat ini.

Rivaldo, peserta sarasehan asal Manado yang saat menyaksikan itu, merasa kagum dengan atraksi Isosolo.

“inilah kekayaan budaya Nusantara, kita harus terus menjaganya atau tetap dilestarikan,” ucap Rivaldo saat menyaksikan atraksi Isolo.

“Saya sempat mencari di internet tentang atraksi budaya Masyarakat Adat Sentani dan Isolo memang luar biasa, apalagi saat ini saya menyaksikan secara langsung di tengah – tengah Masyarakat Adat Sentani, sungguh sangat memajukan,” sambungnya. (Krist – MC KMANVI )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *